Durga Mahisasuramardini

2024 — now

Film ini menceritakan perjalanan patung Durga dari kawasan Singosari, yang secara paksa dipindahkan oleh kolonial Belanda untuk dijadikan patung taman dan koleksi antik, hingga akhirnya berhasil kembali ke Indonesia dan terlahir kembali sebagai seorang wanita. Film ini menggambarkan perbandingan antara pemindahan paksa artefak ini dengan bagaimana perempuan telah mengalami kekuatan serupa sepanjang sejarah.

Sinopsis

Film ini menceritakan perjalanan patung Durga dari kawasan Singosari, yang secara paksa dipindahkan oleh kolonial Belanda untuk dijadikan patung taman dan koleksi antik, hingga akhirnya berhasil kembali ke Indonesia dan terlahir kembali sebagai seorang wanita. Film ini membandingkan pemindahan paksa artefak ini dengan bagaimana perempuan telah mengalami kekuatan serupa sepanjang sejarah. Diceritakan melalui pertunjukan tubuh dan teks antar adegan, Durga mengadopsi bahasa visual film bisu. Film ini memungkinkan figur yang dijarah untuk berbicara atas agensinya sendiri, di saat lanskap dan entitas Indonesia yang terekam dalam format ini sering digambarkan dari sudut pandang Eropa yang monolitik.

Seniman

Dyantini Adeline

Dyantini Adeline adalah seorang seniman dan pembuat film perempuan yang tinggal di Jakarta, Indonesia. Ia menempuh pendidikan di bidang Komunikasi di Universitas Indonesia dan mendirikan sebuah kolektif pembuatan video bernama The Youngrrr. Pada tahun 2012, ia membuat beberapa karya seni video dan film eksperimental bersama The Youngrrr yang dipamerkan di berbagai acara seni dan festival internasional; di antaranya adalah Festival Film Internasional Berlinale ke-64, Festival Seni Media Eropa (2014), dan Jakarta Biennale (2015). Ia juga terlibat dalam Lab Laba Laba, sebuah kolektif seniman yang berfokus pada pemulihan, pelestarian, dan respons terhadap arsip seluloid.

Vladimir Vidanovski